Setiap orang punya buku sendiri. Buku Abadi, mungkin. Buku yang akan terus bercerita. Bercerita apa saja. Disana, sang penulis membuat banyak hal. Rezeki, jodoh bahkan kematian tertulis jelas.
Saat kita terlahir, satu buku pun terbuka pada halaman pertama. Halaman berisikan sebuah doa dalam bentuk nama. Doa yang ibu dan ayah berikan sebagai harapan untuk kita kedepannya. Mungkin kita tak pernah tahu seperti apa perasaan orang-orang disekitar saat kita terlahir. Ya, memang pada hikikatnya kita tak akan mampu mengingat masa-masa itu. Yang jelas kehadiran kita merupakan awal dari buku kita sendiri.
Halaman demi halaman terus terbuka. Seperti halnya detik yang terus terangkai pada menit-menit berikutnya. Seperti halnya menit yang terus terajut pada jam-jam berikutnya. Dan seperti jam yang terus terikat pada hari-hari berikutnya. Sungguh waktu akan terus berjalan seperti buku kehidupan kita yang terus terbuka hingga bab-bab selanjutnya.
Tanpa kita sadari waktu terus berjalan, seirama. Sama halnya dengan buku hidupmu. Kita akan terus hidup seperti halnya cerita dalam buku tersebut. Hingga tiba pada halaman keputusan. Keputusan akan seperti apa hidupmu lima atau sepuluh atau bahkan lima belas tahun kedepan. Keputusan kemana kita akan melangkah, keputusan tentang apa yang ingin kita pelajari, kita dalami untuk kedepannya.
Waktu bergulir. Sampai pada saatnya buku hidup kita pada bab-bab akhir. Bab penghujung dari sekian banyak konflik. Hingga akhirnya sang penulis mengakhiri cerita. Akhir yang mungkin membahagiakan atau bahkan kepedihan. Akhir dari perjalan kehidupan dan keputusan sang tokoh cerita.
Akankah itu akhir dari sang tokoh?
Pada buku itu memang akhir. Akhir pada satu masa kehidupan. Tetapi akan ada buku selanjutnya. Buku pada masa yang berbeda. Berbeda cerita, berbeda latar dan berbeda pula kisahnya.
Demikianlah hakikatnya. Kamu tak boleh lupa bahwa hidupmu bercerita.
#OneDayOnePost
#Hari1
Senin, 29 Februari 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Nice begining...
BalasHapusBuku dengan segala takdirnya...
Jgn lupa mampir ke blog sy juga ya...
makasi mas junaidi..
Hapusokay..
Buku kehidupan, yang bahkan telah tertulis sebelum kita dilahirkan, semoga isinya dipenuhi kebaikan...
BalasHapusTetap semangat mengukir hari...
Amiin.
Hapuspasti mbak.
Semoga kita bisa menulis "buku" terbaik.
BalasHapusamin..
HapusSelamat menempuh perjalanan untuk memenuhi lembaran2 kosong dalam buku kehidupannya...moga tiap bab nya selalu bermakna
BalasHapusamin, terima kasih sudah berkunjung mba riendra.
HapusSelamat menempuh perjalanan untuk memenuhi lembaran2 kosong dalam buku kehidupannya...moga tiap bab nya selalu bermakna
BalasHapusMantap kaaa Rini
BalasHapusTerima kasih ka mega.
HapusRapi mba, aku suka bahasanya... :)
BalasHapusSemoga pula kita bisa menulis buku, hehe
amin. Doakan saja mba khikmah.
Hapusterima kasih sudah berkunjung.
Sebelum lembar terakhir tertutup, masih ada kesempatan tuk perbaiki hari. sepahit dan seburuk apa lembar sebelumnya, masih tersedia lembar berikutnya yang masih kosong 'tuk perbaiki. Semangat, yah... :)
BalasHapusselalu semngat mba.
Hapusterima kasih sudah mampir k blog saya. :)
Endingnya... bagus banget. Kita sering lupa bahwa hidup kita memiliki banyak cerita.
BalasHapusTerima kasih mba vinny.
Hapusterima kasih sudah mampir k blog saya. :)
semua orang adalah penulis dan pasti memiliki buku yaitu buku catatan amal. :)
BalasHapusSemangat deh untuk mbak Riny. :)
Salam kenal dari Veniy, anggota grup ODOP :)
Salam kenal kembali mbak Veniy.
HapusTerima kasih sudah mampir. :) :)