Kamis, 10 Maret 2016

Bayi Perempuan Pertama.



Seorang bayi perempuan pertama telah lahir dibumi minang sembilan belas tahun yang lalu. Tepatnya pada tanggal 17 Juli 1996. Bayi yang merupakan anak pertama dari suami istri pedagang dan perantau ulung, yang hanya pulang kampung sebab sang istri melahirkan. Karena anak pertama, maka harus didampingi sang ibu dari pihak istri. Pasangan muda memang selalu seperti itu. Lebih banyak belajar dari yang lebih berpengalaman. 

Dari tahun ke tahun bayi itu tumbuh mengemaskan (setidaknya menurut orang tua mereka). Tumbuh sendiri tanpa ada adik merupakan hal yang menyenangkan. Seluruh perhatian orangtua selalu teruntuk bayi itu. 
Sangat disayangkan hal itu hanya berlangsung enam tahun lamanya. Bayi perempuan yang lain telah hadir. Mengambil seluruh perhatian dan mengaku sebagai adik manis nan mengemaskan si bayi pertama. Ah, tak mengapa. Memang seperti itulah hakikatnya. Yang  kecil selalu mengemaskan. Setidaknya hal ini menjadi bukti bahwa Tuhan masih percaya pada sang bayi perempuan pertama untuk menjaga dan selalu menyayangi si bayi perempuan kedua.

Kemudian, karena umur yang memang sepatutnya untuk menuntut ilmu. Bayi perempuan pertama memulai sekolahnya. Nikmat Tuhan mana yang akan ia dustakan. Sekolah, teman, guru dan lingkungan yang bersahabat selalu menyenangkan si bayi pertama. Termasuk orang tua dan si bayi kedua yang makin hari makin mengemaskan.

Dua tahun berlalu,  bayi perempuan pertama harus kembali ketanah kelahiran mengikuti ayah yang selalu melalang buana mencari penghidupan. Di tanah minang mereka tinggal kurang lebih selama setahun. Kemudian pindah ke kota kecil nan gemerlap. Kota yang bersebrangan langsung dengan singapura. 

Delapan tahun berlalu, hingga kemudian lahir lagi bayi perempuan ketiga.  Menambah pohon silsilah keluarga. Kemudian mereka harus pindah kembali mencari tanah penghidupan yang baru. Sebab di kota gemerlap persaingan semakin ketat dengan penghidupan yang semakin sulit.

Mereka menemukan daerah yang mungkin menjanjikan. Daerah yang dipenuhi pohon sawit disana sini. Daerah perdagangan yang baik untuk ayah. Saat itu umur bayi perempuan pertama delapan belas tahun. Dengan pendidikan lulusan sekolah kejuruan akuntansi. 

Selepas itu, bayi perempuan pertama kembali ke kota gemerlap. Bekerja pada sebuah agent travel resmi dan juga menjaga sebuah warnet dengan luas yang tak seberapa. Pun juga dengan kehidupan yang selalu menguras segalanya. Setahun kemudian saat umurnya sembilan belas tahun. Ia kembali ingin melanjutkan pendidikan perguruan tinggi. Dan saat ini baru semester satu. Ia bekerja sambil tetap kuliah. Bekerja pagi sampai sore hari lalu kuliah pada malam hari. Di kota ini, kuliah memang cukup unik. 80% mahasiswa disini rata-rata adalah pekerja. Maka tak heran banyak universitas yang lebih aktif dimalam hari.

Bayi perempuan pertama itu salah satu penduduk dunia yang hanya menambah beban bumi. Bayi perempuan yang tak menghasilkan apa-apa, belum bermanfaat, yang selalu selalu punya banyak mimpi salah satunya  untuk menjadi penulis  yang baik, bersahaja dan dermawan. 

Mungkin ada hal yang terlupa, bayi perempuan pertama itu diberi nama Rini Hilda. Nama yang tidak menarik sama sekali. Tetapi beberapa tahun yang lalu ia mengerti kenapa orangtuanya memberi nama demikian. Nama Rini berarti tajam dan Hilda yang berarti pahlawan perang. Maka Rini Hilda berarti pahlawan perang nan tajam. 

Mungkin, dulu orangtua bayi perempuan pertama itu berharap ia menjadi pahlawan setidaknya untuk dirinya sendiri. Menakhlukkan dunia yang semakin lama semakin kejam. Menakhlukkan kehidupan yang mungkin selalu keras untuknya. Semoga bayi itu bisa menghadapinya. Sekejam apapun kehidupan ini, ia seribu kali lebih tajam darinya. Tak terkalahkan. Walau kadang mungkin ia merasa lelah. Kalah, terjatuh kemudian menangis. Tapi ia yakin itu hanya sehari, dua hari atau paling lama tiga hari. Sejatinya saat ia kalah maka ia telah bersiap mengasah ketajamannya seribu kali lipat lagi. Agar kekalahan yang sama teramputasi oleh ketajaman sang pahlawan. 

Sekarang bayi perempuan pertama itu mengelola blog yang saat ini sedang kalian baca. Blog sederhana dengan catatan-catatan sepanjang apa yang ia pikirkan. ia perhatikan dan yang ia renungkan.
Jika kalian ingin berteman, bersahabat, berkerabat atau mungkin berta'aruf (maaf, yang ini jangan dulu, belum siap mental untuk kehidupan yang lebih serius) dengannya boleh menghubungi lewat WA 081991149108.

Demikianlah, tentang bayi perempuan pertama. Semoga ia selalu sehat, dan tak perah berhenti untuk memperbaiki diri. 

-----------------------------------

#OneDayOnePost
#Mingguke2
#Harike3
#Tantanganminggukedua
#Dirisendiri

Rabu, 09 Maret 2016

Anjing Dan Al-Quran Part 2

Saya terdiam sesaat. Lalu mantap menjawab anjing. Berbeda sekali dengan jawaban teman saya Yang memilih Al-Quran.

Disini si pewawancara meminta penjelasan pada teman saya, mengapa lebih memilih anjing. Jawabannya dapat saya terka. Ia mengatakan bahwa Al-Quran itu pedoman hidup. Pedoman Yang harus terus dijaga dan bla...bla...bla.

Kemudian, tiba pula saatnya saya menjelaskan kenapa memilih pilihan tersebut.

Ketika itu saya menjelaskan bahwa anjing itu merupakan makhluk hidup. Terlepas dari haram atau tidaknya. Sebab jika saya memilih Al-Quran, maka saya membiarkan makhluk hidup mati.
Setiap muslim tahu Al-Quran pedoman hidup tetapi sebuah pedoman yang benar-benar di yakini akan selalu melekat dalam ingatan dan dipraktekkan.

Saya tak  tahu,  apakah jawaban itu benar atau keliru. Yang jelas jika seandainya kejadian itu memang benar terjadi, saya akan tetap menyelamatkan sang guguk.

Mudah-mudahan apa yang saya katakan dapat meloloskan saya. Dan dapat bergabung dengan organisasi tersebut.


#OneDayOnePost
#Mingguke2
#Harike2


Senin, 07 Maret 2016

Anjing dan Al-Quran.

Malam ini saya baru saja menyelesaikan tes untuk seleksi organisasi. Organisasi itu bernama Himpunan Mahasiswa Islam. Saya berniat bergabung karena ingin menambah wawasan dan pertemanan.
Tes pertama adalah tes tertulis dengan 10 pertanyaan yang dijawab dengan nalar.
Sepuluh pertanyaan ini saya jawab seringkas dan sejelas mungkin. 
Tes selanjutnya adalah tes wawancara. Saat tes ini hanya dua orang calon anggota yang diperbolehkan masuk. Saat itu nama saya dipanggil dengan salah seorang teman yang berbeda fakultas. Waktu itu saya merasa gugup sekali. Sebab saya tidak pandai berbicara. Saya selalu merasa gugup berbicara dengan orang lain. Walau hanya bertegur sapa.
Saya lebih suka menulis saja. Saya merasa cerewet ketika menulis.
Saat wawancara, si pewawancara awalnya menanyakan tentang diri sendiri. Kemudian  berlanjut hingga tes membaca alquran, dan menulis Q.S Al Fatihah dalam tulisan arab. Sejauh ini saya mampu melaluinya.
Hingga kemudian sampai pada pertanyaan yang lebih rumit. Tetapi sejauh ini saya mampu melaluinya walau kadang menjawab terpatah-patah.
Hingga lima belas menit berlalu sampailah pada pertanyaan terakhir. Pertanyaan itu adalah : Suatu ketika kamu berada di tepi sungai yang berarus deras. Saat itu ada sebuah Al-Quran dan seekor anjing yang terbawa arus. Kamu hanya punya pilihan untuk menyelamatkan salah satu dari keduanya. Pertanyaannya yang mana yang ingin kamu selamatkan dan berikan penjelasannya.
Saat itu saya menjawab....

Bersambung.....
-------------------------------

Kalo kalian ingin menjawab pertanyaan itu silahkan tuls jawabannya di komentar.


#OneDayOnePost
#Harike1 #Minggukedua